"Pemberian penghargaan pada istri seringkali melahirkan debat publik karena potensi subyektivitas tinggi," ujar pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sudjito saat dihubungi detikcom, Jumat (12/8/2011).
Dalam situasi saat ini, Arie melihat sah-sah saja jika ada yang menilai penghargaan tanda jasa kental bermuatan politik. Namun, dia belum melihat adanya upaya untuk mendongkrak popularitas Ibu Negara. Terlebih SBY juga sudah berucap tidak akan mencalonkan sang istri di Pilpres 2014.
"Mungkin kalau dikaitkan 2014 masih terlalu jauh. Apalagi SBY konsisten tidak calonkan istrinya. Masyarakat kritis dan cerdas akan meminta pertanggung jawabkan statemen itu," imbuhnya.
Selain ibu Ani, Ketua MPR Taufik Kiemas dan Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, istri mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid juga mendapat gelar yang sama. Menurut Arie, perdebatan siapa yang pantas atau tidak pantas harus melibatkan masyarakat untuk menilainya.
"Jadi penilaian betul-betul memiliki legitimasi seorang tokoh. Legitimasi di mata rakyat bukan di mata pejabat," tegas Arie.
Ke depan Arie mengingatkan, penting bagi pemerintah bersikap lebih transparan dalam memberikan penghargaan kepada seorang tokoh. Mereka yang layak menerima adalah tokoh-tokoh yang benar-benar bekerja untuk rakyat dan tanpa memikirkan pamrih.
"Tokoh yang bekerja untuk rakyat," tutupnya.
(did/irw)
sumber :http://www.detiknews.com/read/2011/08/13/021527/1702824/10/ibu-ani-raih-bintang-jasa-potensi-subyektivitas-sby-tinggi?991101mainnews
No comments:
Post a Comment